Program Studi Magister Farmasi Klinik Fakultas Farmasi UGM menyelenggarakan kembali Pelatihan Dasar Farmasi Klinik (Gelombang 2), yang ditujukan kepada para Apoteker, utamanya yang bekerja di RS dan tempat pelayanan kesehatan lainnya. Pelatihan dilaksanakan selama 3 hari, pada tanggal 27 – 29 Juni 2019, bertempat di Fakultas Farmasi UGM. Pelatihan dengan 21 SKP PD IAI DIY ini diikuti puluhan peserta dari berbagai kota di Indonesia, mulai Sumatra Utara, Kalimantan, Bali, sampai Sulawesi Barat, yang bekerja di RS, Puskesmas, maupun akademisi.
Dekan Farmasi UGM, Prof. Dr. Agung Endro Nugroho, S.Si., M.Si., Apt., dalam acara pembukaan menyampaikan bahwa Pelatihan ini adalah sumbangsih Fakultas Farmasi UGM untuk meningkatkan kompetensi Apoteker Indonesia di bidang farmasi klinik. Prof. Agung mengapresiasi semangat para peserta dan seluruh panitia yang terlibat dalam pelatihan ini. Ketua panitia, Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt., juga mengatakan bahwa pelatihan ini diharapkan dapat memotivasi sejawat Apoteker untuk selalu mengupdate ilmu pengetahuan dan perkembangan dalam praktek pelayanan farmasi klinik.
Selama tiga hari, peserta diberi materi oleh para akademisi dan praktisi farmasi rumah sakit. Pada hari pertama, Prof. Dr. Sofia Retnowati, MS., selaku salah satu pemateri di hari pertama, menyampaikan materi terkait dasar-dasar komunikasi efektif. Menurutnya, kunci komunikasi efektif adalah adanya mutual trush antara pasien dan apoteker, yang bisa didapatkan dengan menghargai hak dan kemauan pasien, serta membangun tanggung jawabnya dalam proses pengobatan.
Di hari kedua, salah satu materi yang disampaikan yaitu prinsip terapi obat pada pasien hamil dan laktasi, oleh Prof. Dr. Agung Endro Nugroho, S.Si., M.Si., Apt. Menurutnya, semua obat berpotensi melintasi plasenta sampai batas tertentu, dan karena itu memungkinkan terjadi paparan obat pada janin (fetus), sehingga berisiko teratogenik dan menginduksi malformasi. Dua aspek utama penggunaan obat pada kehamilan yaitu efek kehamilan terhadap farmakologi obat (perubahan absorpsi, distribusi, metabolisme dan/atau ekskresi obat) dan efek obat terhadap kehamilan.
Pada hari ketiga, Dr. Widyati, M.Clin Pharm, Apt menyampaikan materi tentang prinsip terapi pada gangguan hepar dan ginjal. Goal pada terapi CKD yaitu memperlambat penurunan fungsi ginjal dan mengontrol tekanan darah. Prinsip utama terapi pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal adalah penyesuaian dosis dan meminimalisir risiko nefrotoksik. Sedangkan pendekatan terapi pada pasien dengan gangguan fungsi hepar antara lain menurunkan dosis high extraction drugs dan memulai dengan dosis rendah kemudian titrasi sampai mencapai rentang terapi atau memberikan efek.
Selain pemateri yang sudah disebutkan di atas, dalam pelatihan ini juga turut menghadirkan narasumber lainnya, yaitu Endang Budiarti, M. Pharm., Apt., Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt., Dr. Fita Rahmawati Sp.FRS., Apt., Dr. Nanang Munif Yasin, M.Pharm., Apt., , M.Si., Apt., dan Dr. Tri Murti Andayani, Sp.FRS., Apt.